vg3crK7LGtEQzyLFmtXTbFqrmmLNRkWykkeQhD1x
Bookmark

Hewan Yang Beruntung

Hewan Yang Beruntung


Di sebuah hutan, hiduplah berbagai macam hewan. Mereka sangat rendah hati dan tidak segan membantu satu sama lain. Hidup warga hutan begitu damai kecuali satu hewan, yaitu seekor merpati hutan. Merpati itu mempunyai bulu yang cantik, namun sikapnya sangat sombong. Ia suka mengejek hewan lain yang tidak bisa terbang seperti dirinya.

Suatu hari, ia melihat sekawanan semut sedang berbaris. Ia menghampiri mereka sambil tertawa.

"Semut, Semut. Badanmu kecil kecil, kaki mungil, tidak bisa terbang pula. Kalian benar-benar tidak beruntung," ucapnya angkuh.

"Jangan sombong, Merpati." Semut mengingatkan. "Kami memang tidak bisa terbang. Tapi kami kuat bila bersama-sama!"

Merpati itu tertawa lagi. "Sudahlah. Terima saja kenyataan jika kalian adalah makhluk yang lemah. Mana makanan yang ingin kalian ambil?" Merpati itu celingukan. "Oh, buah anggur di sana itu? Sini aku ambilkan!"

Merpati itu terbang riang menuju pohon anggur dan memetik beberapa untai anggur yang telah ranum, sementara para semut mengagumi kebaikan merpati dalam hati. Meskipun agak angkuh, ternyata dia tidak segan membantu.

Merpati itu terbang kembali ke kawanan semut. Namun bukannya turun dan memberikan anggur-anggur itu, Merpati justru melemparkannya dari atas hingga butiran anggur itu jatuh berserakan. Anggur-anggur itu bahkan menimpa beberapa semut yang bertubuh kecil.
"Sudah aku ambilkan, ya. Silakan kumpulkan sendiri!" seru Merpati sambil tertawa. Ia pergi tanpa menghiraukan para semut yang marah karena ulahnya.


Merpati itu terbang mengelilingi hutan sambil bersenandung riang. Saat melihat seekor rusa yang sedang makan, ia bertengger di pohon.

"Rusa, Rusa. Percuma punya badan besar tapi tidak bisa terbang. Betapa tidak beruntungnya kamu, Rusa!" ejeknya. Merpati itu lalu hinggap di tanduk rusa yang perkasa. "Apa gunanya tandung sebesar ini? Hanya sebagai tempatku bertengger saja?"

"Pergi dari tandukku!" Rusa menggelengkan kepalanya dengan gusar. "Dasar burung tidak sopan! Tandukku yang perkasa adalah senjataku! Jangan pernah kamu menghinanya!"

"Ah, tetap saja kalah denganku yang bisa terbang. Buluku pun cantik dengan banyak warna. Tidak seperti bulumu yang hanya berwarna cokelat. Membosankan!" ucap Merpati.

Merpati itu sengaja bertengger lagi demi membuat Rusa marah. Saat diusir dia pergi, saat Rusa makan ia bertengger sambil mengejek. Hingga akhirnya Rusa berlari pergi karena tidak suka dengan tingkah merpati itu.

Merpati hanya tertawa dan kembali terbang. Kemarahan Rusa tidak penting baginya. Yang penting, ia bisa terbang bebas keluar masuk hutan, berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain dan bebas mencari makan.

Saat Merpati terbang riang, ia melihat ikan-ikan tengah berenang di danau. Merpati itu bertengger di pohon dekat danau.

"Ikan, Ikan. Betapa tidak beruntungnya kalian. Tidak punya kaki, tidak punya sayap pula. Mana bisa kalian terbang seperti aku?" ucap sang merpati dengan angkuh.
"Tanpa kaki dan sayap pun kami bisa berpindah tempat!" Ikan itu memamerkan siripnya. "Lihat! Kami punya sirip! Kami mampu berenang cepat dengan ini!"

"Ah, tanpa sirip pun aku juga bisa berenang! Lagipula, sirip rapuh begitu mana mungkin berguna?" ejek Merpati, lalu ia merentangkan sayapnya. "Lihat sayapku! Gagah dan cantik! Aku bisa terbang kemana saja, bisa berjalan di darat, dan bisa berenang di air. Tidak seperti kalian yang hanya bisa berenang dan terjebak di danau selamanya!"

"Sudah, jangan hiraukan dia! Merpati itu memang sombong!" ucap salah satu ikan. Ia mengajak teman-temannya untuk berpindah tempat daripada harus mendengarkan ejekan merpati.

Merpati hanya tertawa lagi. Ia kembali terbang gembira dari satu pohon ke pohon lain. Disantapnya biji-bijian yang ia temui, lalu meminum air dari batang pohon saat ia haus. Ia merasa sangat beruntung karena mempunyai sayap yang membuatnya bisa terbang bebas. Ia tidak tahu jika sejak tadi, seorang pemburu sedang mengawasinya dari balik semak-semak.

Dor!

Pemburu itu melepaskan peluru. Peluru itu mengenai salah satu sayap si merpati yang sedang terbang. Merpati itu jatuh dari ketinggian dan tercebur ke dalam danau. Karena terluka, ia tidak mampu berenang dan tenggelam dengan cepat.

"Tolong! Tolong!" Merpati berteriak kesakitan. "Sayapku sakit! Aku tenggelam! Tolong!"

Para ikan yang tadi diejeknya pun mendengar suara merpati. Mereka bergegas kembali dan menolong merpati agar tidak tenggelam. Ikan-ikan itu bahu-membahu membawa merpati ke tepian.
Si pemburu muncul dari semak-semak. Ia melihat merpati yang terkulai di pinggir danau. "Rupanya kau jatuh di sini, merpati. Bulumu cantik. Pasti hargamu akan sangat mahal!" ucap si pemburu.

"Tidak! Jangan tangkap aku!" Merpati itu berteriak saat si pemburu mendekat. Merpati yang panik berusaha terbang, namun sia-sia karena sayapnya terluka. Ia hanya menggelepar tanpa daya di tepi danau. Para ikan pun berusaha memindahkan Merpati, namun langkah pemburu lebih cepat.

Tiba-tiba, pemburu itu berhenti berjalan. Ia berteriak kesakitan dan menggaruk seluruh badannya.

"Aduh! Badanku sakit!" serunya saat banyak semut menggigiti kulitnya.

Rusa pun berlari dari dalam semak-semak dan menghantam si pemburu dengan tanduknya yang perkasa. Pemburu itu terpelanting jatuh dan pingsan. Seluruh badannya merah-merah karena gigitan semut.

Melihat pemburu itu pingsan, Merpati pun merasa lega. Para semut mendekatinya. Ternyata beberapa dari mereka juga membawa daun-daunan herbal.

"Tempelkan ini di lukamu, Merpati. Daun-daun ini akan menyembuhkannya," ucap Semut.

"Betul. Aku juga pernah memakainya, dan lukaku sembuh," ucap Rusa.

"Cepat pakai, Merpati. Kamu kehilangan banyak darah!" seru para ikan.

Melihatnya, Merpati pun menangis. Ia merasa malu karena pernah mengejek mereka. Namun saat merpati terluka, mereka justru menolongnya tanpa pamrih.
"Terima kasih, teman-teman. Aku minta maaf karena pernah mengejek kalian," ucapnya sangat menyesal.

"Aku harap kamu sekarang mengerti, bahwa Tuhan tidak menciptakan para makhluknya dengan ketidaksempurnaan," ucap Ikan. "Kami unik dengan tubuh kami."

"Benar," ucap Merpati yang masih menyesal. "Tanpa kalian, aku pasti sudah tenggelam. Tanpa tubuh kecil semut, mereka tidak akan bisa menyusup ke badan si pemburu, dan tanpa tanduk perkasa rusa, pemburu itu pasti berhasil menangkapku."

"Betul. Senang akhirnya kamu menyadarinya," ucap Semut riang.

"Hewan yang paling beruntung bukanlah hewan yang bersayap. Hewan paling beruntung adalah hewan yang bersyukur dengan apa yang ia miliki, lalu menggunakannya dengan baik," ucap Rusa bijak. "Lain kali perhatikan ucapanmu. Bantulah mereka dengan benar jika kamu mampu, Merpati"

"Baik, Rusa. Akan aku mengingat nasihatmu," ucap Merpati rendah hati.

Sejak saat itu, Merpati berubah menjadi hewan baik hati yang suka menolong. Ia sering membantu para semut mengambil buah yang jauh di atas. Ia pun juga senang berbagi makanan dengan para ikan. Beberapa kali, ia dan Rusa terlihat berjalan bersama untuk berbagi cerita. Merpati memperlakukan tanduk Rusa dengan hormat, dan hanya bertengger jika sang Rusa mempersilakannya.

===END===
Posting Komentar

Posting Komentar