vg3crK7LGtEQzyLFmtXTbFqrmmLNRkWykkeQhD1x
Bookmark

Saat Sahabat Mengambil Lebih

Saat Sahabat Mengambil Lebih


Sahabat seperti dua jiwa yang sama namun berbeda raga, dia juga mampu mendengar ribuan bahkan jutaan keluh kesahmu. Persahabatan terkadang datang begitu saja tanpa di sadari dan entah dari mana, sahabat memberi dengan cara yang sangat sederhana namun terkesan istimewa.

Begitulah diriku memiliki sahabat seperti dirimu merupakan anugerah terindah dalam hidup ini, seorang yatim piatu sepertiku sejak kecil bisa memiliki persahabatan yang begitu indah membuat aku merasa kehidupan ini lengkap.

Aku bukan anak yang terlahir dari keluarga beruntung sejak kecil kedua orang tuaku sudah meninggal dunia, dan hanya hidup bersama bibi adik dari ibu.

Pertemuan aku dengannya tanpa di sengaja saat aku masih bersekolah di sekolah dasar, dia begitu istimewa di mataku karena mau dengan tulus berteman denganku yang hanya dari keluarga tak mampu, sementara teman-teman lain begitu sibuk mengejek, tapi dia malah sibuk berusaha untuk menjadi sahabatku.

Sejak kecil dari usia 8 tahun hingga usia kami beranjak 25 tahun persahabatan itu selalu kuat, walaupun terkadang ada riak kecil perselisihan antara kami namun tidak membuat persahabatan itu rusak, kami kembali akur seperti sedia kala, justru dalam persahabatan hal yang melelahkan dan menjengkelkan merupakan nilai tersendiri dari indahnya persahabatan itu.

Tapi musibah itu terjadi, entah ini bisa di sebut sebuah takdir ataukah kesalahan dariku yang tega menyakiti sahabat yang begitu tulus. Saat sahabatku menemukan tambatan hatinya awalnya aku begitu bahagia, kami berjanji siapapun yang lebih dulu menemukan seseorang belahan jiwanya, kita harus saling mendukung dan orang yang lebih dulu menemukan seseorang dalam hidupnya adalah sahabatku.

Awalnya aku begitu mendukungnya, bahkan dia juga tak segan memperkenalkan aku pada lelaki itu, dan mengatakan dengan lantang bahwa akulah sahabat terpenting baginya. Kami bertiga terkadang malah menghabiskan waktu bersama, lelaki itu tidak pernah mempermasalahkan kehadiranku. Dari waktu ke waktu entah kenapa perasaan iri itu mulai muncul. Karena kehidupan aku sejak kecil kurang beruntung sementara dia, seakan keberuntungan selalu berpihak padanya, dia terlahir dengan orang tua lengkap, memiliki segalanya dalam hidup, memiliki sahabat sepertiku bahkan sekarang memiliki seseorang yang begitu mencintainya, sementara diriku tidak pernah beruntung dalam hidup. Saat melihat tawa bahagianya hati ini serasa mulai kesal, kenapa hanya dia yang bisa tersenyum lepas ? kenapa hanya dia yang bisa bahagia ? sementara diriku seakan di ciptakan hanya untuk melihat kebahagiaannya. Pertanyaan itu kerap kali bergejolak dalam batin, bagaimanapun aku mencari jawabannya tetap tak ku temukan malah perasaan iri dan kesal itu semakin menjadi tumbuh dan berakar.

Namun entah ini suatu keberuntungan yang hadir dalam kehidupan, aku anggap begitu saja. Lelaki yang akan menjadi tunangan sahabatku ternyata malah menaruh hati padaku. Hati ini juga tak bisa berbohong karena begitu mengagumi sosok lelaki itu.

Entah apa yang sudah merasuki pikiran ini, tanpa berpikir aku menjalani percintaan dengan lelaki itu tanpa sepengetahuan sahabatku. Bagiku wajar jika aku meminta lebih darinya anggap saja balasan aku sebagai sahabat yang selalu menemaninya, sementara keberuntungan selalu berpihak padanya. Aku ingin merebut keberuntungan itu. Aku menikmati setiap detik dan waktu bersama lelaki itu, tanpa perasaan bersalah sama sekali. Cinta itu begitu menggoda dan membuat aku terlena dengan kebahagiaan yang begitu indah saat bersamanya. Ini bukan kesalahan tapi keberuntungan saja yang lagi berpihak padaku, itulah yg hanya terpikirkan.

Aku tak pernah peduli apa yang akan terjadi nanti, bahkan aku sempat sadar jika diriku pasti akan menyakiti bahkan merusak persahabatan ini, namun hati ini tak bisa menahannya cinta itu begitu amat menggoda, anggap saja sebuah takdir yang seharusnya aku terima walaupun aku tahu jika sebuah persahabatan itu seperti sebuah gelas kaca yang apabila jatuh akan hancur berkeping menjadi remah, walaupun kita bisa merekatkan kembali namun akan nampak retakannya jelas terlihat.
Posting Komentar

Posting Komentar